Sabtu, 31 Maret 2012

Informasi Keutamaan Waktu Sholat



Rahasia Sholat di Awal Waktu

Setiap peralihan waktu Shalat sebenarnya menunjukkan perubahan tenaga alam yang dapat diukur dan diserap melalui perubahan warna alam. Fenomena perubaan warna alam adalah sesuatu yang tidak asing lagi bagi mereka yang terlibat dalam bidang fotography.

Sebagai contoh, dalam waktu subuh alam berada dalam warna spektrum biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Jadi warna biru muda di waktu subuh mempunyai rahasia yang berkaitan dengan penawar rezeki dan komunikasi. Pada bermulanya adzan subuh , tenaga alam diwaktu itu berada dalam tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap tubuh melalui ruku' dan sujud. Jadi mereka yang terlewatkan subuhnya sebenarnya sudah mendapatkan tenaga yang tidak optimum lagi.

Warna alam seterusnya berubahah ke warna hijau (dhuha) dan kemudian warna kuning yang menandakan masuknya waktu dhuhur. Spektrum warna pada waktu itu bersamaan dengan frekuensi perut dan hati.

Kemudian warna akan berubah mejadi orange, yaitu masuknya ashar dimana spektrum warna pada waktu itu berkaitan dengan frekuensi prostat, uterus, ovari dan testis yang merangkum dalam sistem reproduktif. Rahasia orange adalah kreatifitas. Orang yang sering ketinggalan ashar akan lebih mudah kehilangan daya kreatifitasnya. Dan jangan lupa tenaga alam pada waktu ashar juga diperlukan organ reproduktif kita.

Menjelang maghrib, alam akan berubah ke warna merah dan pada waktu ini sering dinasehatkan oleh orang tua agar kita tidak sedang berada di luar. Ini karena spektrum warna pada saat itu menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada saat itu amat bertenaga. Rahasia warna merah adalah berkaitan dengan frekuensi otot, saraf dan tulang

Memasuki isya', alam berubah warna indigo dan seterusnya memasuki fase kegelapan. Isya' menyimpan rahasia ketentraman dan kedamaian dimana frekuensinya bersamaan dengan sistem kerja otak


Repost Group BBM

Rabu, 28 Maret 2012

Tugas Etika Bisnis 2


”PUTIH” KATA YANG MENYESATKAN DALAM IKLAN KECANTIKAN

Kecantikan..!!sebuah kata yang memikat semua orang, kaum adam terutama sangat memuja kecantikan. Dan kecantikan itu sendiri sangat erat kaitannya dengan wanita di seluruh dunia. Kecantikan di era modern saat ini pun semakin berkembang... meski nilainya sangat relatif, tapi kecantikan tetap menjadi pujaan. Inner beauty misalnya, banyak pria yang merasa wanita yang memancarkan inner beauty adalah wanita yang paling cantik (www.ikaningtyas.blogspot.com).
Berawal dari hal diatas maka sekarang ini mulai timbul fenomena para wanita yang mulai berlomba-lomba membuat dirinya tampak cantik dengan menjadikan kulitnya putih. Hal ini tentunya direspon oleh produsen produk-produk kecantikan. Mereka juga gencar melakukan promosi melalui iklan mempersuasi para konsumen terutama wanita. Produk kosmetika sekarang ini lebih menyerang sisi whitening seorang wanita (www.blogombal.org). Sehingga iklan-iklan kosmetika pun berlomba-lomba merebut hati pasar dengan memanfaatkan hal ini.
“Putih” menjadi tagline yang wajib dicantumkan semua produk perawatan kulit, kalau tidak ingin produknya awet di display-display supermarket atau di toko kosmetik (www.politikana.com). Beberapa bulan belakangan ini ada iklan sebuah produk perawatan kulit yang ditayangkan secara bersambung di stasuin-stasuin TV. Sebuah iklan yang diakhiri dengan bahagia yaitu kembalinya sang kekasih (pria) yang pernah “khilaf” meninggalkan seorang perempuan. Dengan kulit wajah cerah dan putih (dulu saat ditinggalkan sang pria, si perempuan berkulit wajah gelap) dan rona ceria, dia berhasil menundukkan laki-laki yang pernah meninggalkannya dalam ikatan pernikahan. Kalo dipikir-pikir agak kurang rasional iklannya karena jelas banget gak ada hubungan antar pake ponds dengan kembalinya pria ke wanita ke dala hubungan pernikahan lagi, tapi karena iklan ini membidik sisi emosional yang liat nampaknya hal-hal yang gak rasional pun jadi rasional. Apalagi target pasar untuk produk ini jelas-jelas wanita yang secara emosional lebih mudah tersentuh.
Sebuah iklan yang bagus, tapi juga bulus. Konon maraknya kata ”putih” dalam iklan-iklan produk perawatan kulit adalah kemauan konsumen, dalam hal ini perempuan. Sekitar tahun 1990-an, sebuah korporasi besar, Unilever membuat kajian tentang apa yang diinginkan perempuan di beberapa negara Asia, antara lain Thailand, China dan Indonesia. Terkumpul 1000 responden perempuan dalam berbagai kelompok usia, kelas ekonomi dan tempat tinggal (desa dan kota). Hasilnya 85 persen para perempuan menginginkan kulit mereka tampak lebih putih (www.politikana.com).
Sayangnya, pemerintah tampaknya tidak begitu kritis melihat hal ini, sebab harus diakui dampak iklan sangat berpengaruh. Dalam tayangan Dorce Show tanggal 20 Okt. 2008, ada seorang wanita yang menjadi korban karena ingin memiliki kulit yang lebih cerah agar kelihatan lebih cantik. Saya yakin, ada banyak wanita yang berpikir demikian, dan karena faktor ekonomi mereka tidak sanggup untuk membeli produk yang diiklankan, jadinya mereka memilih obat-obat yang dijual bebas (www.wikimu.com). Para remaja sekarang juga berlomba-lomba memiliki produk kecantikan sebab pasar remaja adalah pasar yang menguntungkan dari sisi pemasaran. Remaja putri pun saat ini bisa mempercayai sebuah iklan begitu saja, oleh karena secara psikologis mereka masih labil bisa jadi mereka begitu mudah diombang-ambingkan.


DAFTAR PUSTAKA
http://blogombal.org/2008/09/09/putih-itu-cantik/
http://ikaningtyas.blogspot.com/2008_02_01_archive.html
http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=11185

Senin, 26 Maret 2012

Tugas Etika Bisnis 1


URGENSI PENEGAKAN ETIKA PERIKLANAN INDONESIA (EPI)

            Dewasa ini jumlah tayangan iklan-iklan komersial semakin meningkat, baik di media massa konvensional (televisi, radio, koran, majalah, dsb) maupun di media non konvensional. Iklan kini telah digunakan sebagai main campaign atau kampanye utama dalam memasarkan suatu produk atau jasa (www.. sentuhankata.blogspot.com). Para pemasar pun tidak segan-segan mengeluaran uang berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar hanya agar produk mereka di kenal oleh audiens atau masyarakat luas. Tidaklah heran jika tingkat pertumbuhan industri periklanan sangat pesat, yaitu dalam kurun waktu lima tahun terakhir rata-rata lebih dari 34 persen (www.sinarharapan.co.id).
            Sebagai ujung tombak dalam komunikasi pemasaran, iklan memiliki peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu, dalam iklim kompetisi bisnis seperti sekarang ini, tidaklah mengherankan apabila iklan sering disalahgunakan. Maksudnya adalah iklan digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya tidak normatif atau menyalahi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, baik ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Etika Pariwara Indonesia (EPI), Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, maupun Tata Krama Asosiasi Profesi.
            Hal ini diperkuat dengan beberapa kasus pelanggaran iklan yang temuan oleh Komisi Periklanan Indonesia (KPI) yang bernaung di bawah Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI). Kasus pelanggaran tersebut banyak terdapat pada iklan-iklan produk-produk kesehatan, baik itu obat, suplemen, minuman kesegaran, ataupun produk-produk lainnya. Ridwan memaparkan, sedikitnya 149 kasus ditangani oleh Badan Pengawas  PPPI terdiri 56 kasus pada 2006 dan 93 kasus pada 2007. Sebanyak 90 kasus telah dinyatakan melanggar dan 44 kasus lainnya dalam penanganan. Dari yang diputuskan melanggar, 39 kasus tak ditanggapi oleh agensi. “Kami teruskan ke Badan Musyawarah Etika PPPI.”tegasnya (www.hukumonline.com).
            Angka pelanggaran yang tinggi tersebut kemungkinan terjadi akibat tiada sanksi yang tegas kepada pelanggar. Selama ini rambu-rambu periklanan hanya diatur dalam bentuk Etika Periklanan Indonesia. “Mungkin karena hanya diatur dalam etika sehingga lebih soft. Berbeda dengan aturan hukum yang tegas. Di sisi lain penegakan hukum di bidang periklanan juga masih sering mengalami hambatan karena belum adanya undang-undang dan peraturan pelaksana yang khusus mengatur bidang periklanan. Ditambah lagi aparat penegak hukum umumnya sangat awam terhadap masalah periklanan.
            Disamping itu kita juga perlu meninjau kembali bagaimana proses pembuatan iklan yang beretika. Iklan beretika, itulah yang barangkali lebih komprehensif sebagai sebuah karya dengan goal yang jelas, tanpa melupakan tanggung jawab moral pada keselamatan konsumen. Iklan beretika adalah hasil keseimbangan antara efektifitas komunikasi dan etika komunikasi (www.enangrokajatasura.blogspot.com). Iklan beretika paling tidak harus meramu secara proporsional antara berbagai kepentingan, yang mampu secara kreatif menjelaskan kemujaraban, dosis pakai, efek samping, penanganan pertama jika terjadi gejala-gejala umum akibat dari obat tersebut dan tentu saja diramu secara kreatif. Iklan beretika disampaikan dengan bahasa yang santun, tidak melanggar kesepakatan SARA. Juga tidak vulgar dalam menggiring imajinasi.
            Oleh karena itu untuk mewujudkan iklan yang beretika dan dapat menjadi media informasi yang sehat tentang suatu produk pada masyarakat, maka diperlukan adanya kepastian dan ketegasan dalam mengatur perilaku dalam periklanan agar lebih mengutamakan kepentingan orang banyak, jangan mengutamakan kepentingan pribadi yang lebih tertarik untuk mencari keuntungan ekonomi saja. Hal ini juga harus didukung dengan adanya pengaturan dan pengawasan dalam periklanan supaya tidak semena-mena baik berita dan gambarnya harus mengacu nilai moralitas yang berlaku pada kalangan masyarakat (www. beritasore.com). Hal ini bertujuan untuk menjaga budaya bangsa dan kepentingan masyarakat luas seiring maraknya sikap individualis dan materialis sebagai dampak dari modernisasi. Kesadaran menerapkan tatanan etika dengan mengacu pada Etika Pariwara Indonesia adalah wujud pemberdayaan pelaku dan industri periklanan sendiri untuk ikut melindungi budaya bangsa (www. sentuhankata.blogspot.com).
            Etika Pariwara Indonesia harus menjadi pedoman utama bagi para pelaku dalam industri periklanan, sehingga hasil kerja mereka bisa sesuai dengan nilai dan norma yang dianut masyarakat.
Sebagai pendukungnya, partisipasi dari berbagai pihak juga sangat diperlukan. Produsen harus memberikan data dan informasi yang benar tentang produknya kepada biro iklan. Sedangkan biro iklan menyajikan data dan informasi tersebut melalui kreativitasnya dengan memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat. Media massa berperan menyaring iklan yang akan ditayangkan. Selain itu, sejumlah asosiasi pendukung Etika Pariwara Indonesia, juga berperan dalam memberi masukan dan kritikan terhadap proses penegakan Etika Pariwara Indonesia. Namun yang terpenting adalah peran konsumen sendiri. Sebab, pada dasarnya iklan hanya memberi preferensi dalam menentukan keputusan pembelian.


DAFTAR PUSTAKA
http://beritasore.com/2008/03/28/ketua-lky-perlu-ada-uu-periklanan/
http://enangrokajatasura.blogspot.com/2008/12/hati-hati-dengan-iklan.html
http://sentuhankata.blogspot.com/2008/06/perlunya-penegakan-etika-periklanan.html
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0206/27/sh06.html
http://www.hukumonline.com/detail.asp?id=19017&cl=Berita
Sekilas Tentang Penulis Part 2


Masa mengarungi perjalanan dan pelajaran kehidupan kampus selama kutang lebih 3 tahun 8 bulan yan penuh arti dan pengalaman yang luar biasa, akhirnya saya telah merasakan udara kebebasan terlepas dari status mahasiswa. Ada senang ada dukanya. Senang bisa memperoleh gelar Sarjana Manajemen(S.M) dan dapat membuat orang tua bangga dan bahagia. Sedihnya adalah ketika saya harus berpisah dengan teman-teman seperjuangan baik teman kuliah satu angkatan maupun teman-teman di organisasi (BEM Unair 2010, BLM FE UNAIR, MoSAIC, UKM Penalaran) yang telah memberikan warna dan pengalaman selama mengukir sejarah perjuangan dan prestasi bersamadi kampus tercinta.
Selanjutya tak pelak, pertanyaanya besar muncul “what I want to be ?”....awalnya setelah dinyatakan lulus ujian skripsi, muncul dilema antara melanjutkan sekolah S2 ataukan bekerja. Meskipun sudah ditawari beasiswa S2 ke salah satu universitas di Taiwan (dengan syarat harus menjadi dosen), namun tawaran itu dengan berat hati saya tolak. Meskipun banyak dari teman yang menyayangkan akan tawaran tersebut. Namun timng yang tidak pas jika saya harus melanjutkan S2 sekarang. Akhirnya saya tidak menerima tawaran tersebut, sedikit banyak rasa sungkan itu muncul ketika bertemu kembali dengan para dosen dan Kaprodi serta Wadek 2...
OK,,,that’s it,,!! Let’s Move on...Keputusan matang sudah diambil. Bekerja adalah best choice untuk sekarang ini. Dengan berbekal pada kemampuan dan percaya diri yang saya miliki, dengan yakin saya mulai mengirimkan lamarn ke beberapa perusahaan yang saya minati. Kebanyakan aplikasi saya kirimkan online melaui jobstreet.com ataupun jobsdb.com. Banyak sekali saya apply sekitar seratusan lebih (maklum lagi semangat-semangatnya). Ditambah lagi tepat satu bulan setelah saya lulus ada Job Fair di Gramedia Expo. Dan saya pun mengikuti jobfair tersebut. Di TKP saya bertemu dengan teman se almamater juga dan saling bertukar informasi tentang perusahaan yang akan dituju, awalnya tidak feel untuk apply di beberapa perusahaan soalnya perusahaan yang saya incar tidak membuka stand. Sebelumnya FYI:  bahwa saya tidak berminat dan tidak tertarik untuk bekerja di dunia perbankan, so..meskipun banyak uga bank yang buka lowowngan entah itu ODP atau PPS ya tidak bisa menarik hati saya.
Akhirnya dari hasil jobfair tersebut saya mendapat panggilan untuk tes di PT FIF yang ternyata sama teman saya di entrikan untuk mendaftar. Saya kaget karena sms nya sore di hari itu. Langsung sata cari informasi di google dan mendapatkan pencerahan ternyata ini adalah anak perusahaan Astra. Rasa senang mucul, soalnya Astra adalah salah satu tujuan meniti karir saya. Dan saya pun mencoba untuk mengikuti tes bersama dengan teman saya tadi. Beberaa tahap sudah kami lalui dan tibalah pada tahap terakhir dan kami pun bisa melalui sampai tahap terakhir yaitu Presesntasi dan Interview Panel oleh User (meskupun masih ada tes kesehatan, tapi katanya hanya formalitas,,,hahahha). Dengan semangat saya dan teman saya mengikuti proses tersebut dan alhasil yang membuat saya sedih dan merasa tidak “enak” adalah saat pengumuan dan ternyata saya lolos dan teman saya dinyatakan tidak lolos.
Setelah mendapatkan hasil tersebut, kembali muncul perdebatan di hati (agak lebay dikit)...Sesuatu yang telah menjadi komitmen saya untuk tidak berkecimpun di dunia perbankan sedikit banyak muncul lagi. FIF adalah dunia leasing, meskipun tidak mirip bank namun sesuatu yang berbau finance telah tidak berhasil menggoda saya. Namun karena gengsi sudah terlalu lama menunggu untuk dapat kerja dan FIF adalah perusahaan pertama yang menerima saya (Astra Group lagi), akhirnya saya menerima bekerja di FIF sebagai JODP. Meskipun sedikit rasa berat hati, namun tuntutan untuk harus bekerja secepatnya telah membuat saya memberanikan diri mengambil keputusan. Dan joint date di FIF saya tanggal 15 Juni 2011. So..FIF adalah first company saya.

to be continue.........

Residency Program di Italia


The Rockefeller Foundation
Bellagio Center Residence Program

Apakah anda seorang peneliti, ilmuwan, insan seni, jurnalis, penulis , aktivis LSM, pemerhati atau pembuat  kebijakan?

Apakah anda memiliki rencana untuk membuat sebuat projet ilmiah/publikasi/karya tulis/karya seni yang inovatif dan berpotensi memiliki impact yang besar?

Apakah anda tertarik untuk mengerjakan project anda tersebut di sebuah pusat penelitian dan studi di Italia dimana anda berkesempatan untuk berdiskusi dengan para scholar lain dari seluruh dunia

Jika jawaban anda YA, raihlah peluang untuk mengikuti Residency Program yaitu kesempatan untuk tinggal di The Rockefeller Foundation Bellagio Center Italia selama 4 minggu yang akan memberikan peluang untuk : 
  • Gratis akomodasi (termasuk makan) di The Rockefeller Foundation Bellagio Center Italia selama 4 minggu
  • Kesempatan untuk berinteraksi dan berdiskusi dengan para scholar lain dari berbagai penjuru dunia
  • Ruang studio privat untuk kerja mandiri
  • Undangan untuk menghadiri berbagai resepsi dan acara diskusi/ konferensi yang berlangsung di center tersebut
  • Kelompok beranggotakan 2-4 orang (yang mengrejakan 1 project/karya yang sama) dapat juga memiliki kesempatan dalam program ini


Daftarkan Secara ONLINE sebelum 1 Mei
Informasi lebih lengkap bisa didapatkan dengan mengakses
http://www.rocketfellerfoundation.org/bellagio-center/residency-programs.

Jumat, 23 Maret 2012

Fakta Menakjubkan Tentang Wudlu


Fakta Menakjubkan Tentang Wudlu

Prof Leopard Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudlu.Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan.

Bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka air tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini dia menemukan hikmah dibalik wudlu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan merekomendasikan agar wudlu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.

Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam Q.S Al Maidah : 6 adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki. Dalam hadist riwayat muslim dijelaskan bahwa, air wudlu mampu mengalirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran , tangan dan kakinya sehingga yang bersangkutan bersih dari dosa

Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat=pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat syarafnya. Pada akhirnya Leopard memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels

“Kami akan memperlihatkan Ayat-ayat (tanda-tanda) kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka Al Quran adalah benar (Q.S Fushilat : 53)

Semoga kita termasuk orang yang senantiasa memelihara wudlu. :)

Paper debat FE Unnes 2010


Konsep Woman Asociation of Creative Craft (WACC) Berbasis Knwoledge Sharing 
Pada UMKM Untuk Meningkatkan Produktivitas Kinerja dan Daya Saing Berkelanjutan 
di Era Perdagangan Bebas


Oleh
Ikhsan, Merlin, Vitri[1]


I.              Pendahuluan
Perjanjian perdagangan antara ASEAN – Cina dan diberlakukanya CAFTA (China Asean Free Trade Area) pada 1 Januari 2010 telah mengancam pangsa pasar industri lokal. Jika hal ini terus dibiarkan, pangsa pasar domestik akan turun karena kalah dalam persaingan harga. Produk Cina yang ada di pasaran bisa lebih murah tiga kali lipat daripada produk lokal. Salah satu sektor yang pasti akan terkena dampaknya adalah sektor UMKM terutama untuk sektor UMKM di daerah.
Jika di satu sisi, tidak diragukan kebenarannya bahwa daya saing UMKM sedang menghadapi ancaman dari penetrasi pasar internasional seperti dari negara Cina atau India (karena pada kedua negara tersebut memiliki tingkat upah tenaga kerja yang relatif lebih rendah). Di sisi lain juga muncul kenyataan bahwa di dalam proses globalisasi yang sedang berlangsung juga menawarkan peluang dalam hal pertumbuhan pasar yang sangat cepat, “memendeknya jarak”, dan integrasi budaya.
Upaya pihak industri yang berada di dalam negara yang berbiaya tinggi, umumnya menggunakan beberapa strategi yang berbeda untuk mencapai daya saingnya di lingkungan global, diantaranya adalah:
1.      Menurunkan tingkat upah tenaga kerja dan biaya produksi dari komponen biaya yang lainnya sampai pada tingkatan yang cukup untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang berbiaya rendah.
2.      Merubah capital-labor ratio agar dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
3.      Melakukan outsourcing pada bagian rantai suplai yang membutuhkan jumlah tenaga kerja kepada negara-negara yang berbiaya rendah (OECD, 2000).
Strategi tersebut di atas memiliki perspektif jangka pendek yang juga memiliki dampak “menyakitkan” seperti meningkatnya jumlah pengangguran atau menurunnya standar hidup tenaga kerja. Oleh karena itu penulis mengusulkan adanya penggunaan strategi baru yang membutuhkan perubahan struktural ke arah aktivitas-aktivitas ekonomi yang berbasis pengetahuan (knowledge-based economic activities). Beberapa peneliti dan analis, akhir-akhir ini menunjukkan tentang cara memberdayakan kemampuan inovatif melalui investasi dalam bentuk penciptaan dan penyebaran pengetahuan melalui knowledge sharing untuk meningkatkan daya saing secara jangka panjang dan berkelanjutan.
Disamping itu strategi ini juga akan lebih maksimal jika diintegrasikan dengan bentuk asosiasi pengrajin UMKM. Dengan melakukan studi kasus UMKM  di Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang yang kebanyakan dari mereka adalah para ibu-ibu dan dengan keberhasilan sentra industri di Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo,  maka penulis mencoba mengususlkan adanya asosiasi UMKM yag lebih feksibel dengan basis knowledge sharing . Hal ini akan semakain mudah dan dapat meningkatkan produktivitas kinerja dan daya saing UMKM dalam menghadapi persaingan dan perdagangan bebas sekarang ini.


II.           Potret UMKM dalam Perekonomian Indonesia
          UMKM adalah salah satu komponen penting bagi perekonomian di Indonesia. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997, sektor UMKM-lah yang mampu menyelamatkan setidaknya sebagian kondisi perekonomian Indonesia. Selain itu sektor UMKM menjadi salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Indonesia.
          Berdasarkan informasi dari data Usaha Kecil Menengah (UKM), BPS pada bulan Mei 2008 telah menjelaskan beberapa indikator kunci UMKM sebagai berikut:
1.             Bila dirinci menurut skala usaha, pertumbuhan PDB Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mencapai 6,4 persen dan Usaha Besar (UB) tumbuh 6,2 persen. Pada tahun 2007 total nilai PDB Indonesia mencapai Rp 3.957,4 triliun, dimana UKM memberikan kontribusi sebesar Rp 2.121,3 triliun atau 53,6 persen dari total PDB Indonesia.    
2.             Jumlah populasi UKM pada tahun 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3 persen terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia.
3.             Nilai investasi fisik UKM yang dinyatakan dengan angka Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada tahun 2007 mencapai Rp 462,01 triliun atau 46,96 persen terhadap total PMTB Indonesia.
Tabel 3 : Laju Pertumbuhan PDB UKM 2005-2007 (dalam persen)
Skala Usaha
2005
2006
2007
Usaha Kecil
5,82
5,50
6,18
UsU      Usaha Menengah
6,25
6,27
6,84
UKM
5,95
5,73
6,38
Usaha Besar
5,73
5,23
6,24
Total
5,69
5,51
6,32
Sumber : BPS Indonesia, 2008
          Melihat fakta di atas, terlihat bahwa UKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Ini belum termasuk sektor usaha mikro yang tentu saja cukup banyak melakukan kegiatan perekonomian di Indonesia. Ditambah lagi sektor UMKM terkenal dengan ketahanannya terhadap gejolak siklus bisnis di suatu negara. Selama ini justru UMKM acapkali menyelamatkan perekonomian Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja informal yang pada masa resesi harus kehilangan tenaga kerja formalnya.
          Jadi, pengembangan UMKM sangat relevan dilakukan di Indonesia. Di tengah krisis keuangan global yang sedang mengancam perekonomian tiap negara, mengembangkan UMKM (sektor riil) dapat menjadi salah satu pilihan mengantisipasi krisis keuangan global. Rachmat Gobel, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Teknologi dan Kelautan, mengatakan bahwa krisis keuangan global yang sedang terjadi saat ini dapat dijadikan momen yang sangat tepat untuk memperkuat dan mempercepat implementasi kebijakan dengan berbagai insentif untuk sektor mikro guna mewujudkan terciptanya kesejahteraan rakyat


III.         Studi Kasus Gambaran dan Perbandingan Keberadaan UMKM di Dua Kabupaten Besar Di Jawa Timur
Dibawah ini terdapat dua jenis industri kecil yang bersifat kontras. Industri kerajinan manik- manik yang masih tradisional tanpa wadah pengelolaan dari pemerintah dan industri kerajinan tas tanggulangin yang lebih modern dan sudah tersentuh asosiasi dari pemerintah.
a.  Sentra Kerajinan Manik- Manik Gudo Jombang
Industri kerajinan manik- manik adalah jenis industri kecil utama yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Jombang. Pada akhir 2009, jumlah pengusaha kecil manik-manik sebesar 120 orang dan menyerap tenaga kerja hingga 1.500 orang. Lokasi kerajinan dengan skala industri kecil ini terletak di Desa Plumbon-Gambang Kecamatan Gudo. Daerah ini dikenal sebagai sentra kerajinan manik-manik sejak akhir tahun 70-an. Terdapat dua jenis manik- manik yang diproduksi di tempat ini, yaitu Glass Beads dan Resin Beads. Manik- manik tersebut dirangkai menjadi gelang, kalung, gantungan kunci, dan bross dengan harga jual Rp 3.000 – Rp 30.000 perbuah. Kerajinan ini telah merambah pasar ekspor, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Israel, dan Australia dengan omset ratusan Dollar. Serta menjadi salah satu produk yang banyak dijumpai di Pasar Seni Bali, Kalimantan dan kota- kota besar di Jawa. Dalam beberapa bulan terakhir volume penjualan manik- manik mengalami penurunan hingga 40-50%. Hal ini disebabkan karena munculya manik- manik mengkilat dari Cina dengan harga yang lebih murah hingga 2-3 kali lipat.
Industri kerajinan manik- manik ini masih tradisional, baik dari segi teknik produksi yang manual maupun manajemennya. Pemerintah Kabupaten Jombang setempat sudah berupaya untuk mewadahi mereka dalam bentuk koperasi, namun kesadaran pengrajin tersebut masih rendah karena anggapan bahwa wadah yang dibentuk pemerintah tersebut terlalu rumit birokrasinya. Mereka lebih memilih menjual produknya secara direct selling dan independen. Meskipun sudah terdapat satu asosiasi yang menaungi para pengrajin ini, yaitu Asosiasi Pengusaha Manik dan Aksesori (APMA), namun organisasi tersebut hanya bersifat organisasi kebersamaan yang informal dan tidak terstruktur, sehingga belum memberikan dampak yang nyata bagi para pengrajin. Dalam perkembangannya kerajinan manik- manik ini masih menghadapi berbagai permasalahan. Modal pengrajin yang rendah, pemasaran dan promosi yang tersendat- sendat, isu CAFTA serta rendahnya nilai tawar perajin di pasaran. Oleh karena itu, masing-masing perajin memasarkan produksinya secara langsung ke Pulau Bali. Pengrajin pun   tidak terorganisir dengan baik, maka dalam penawaran terjadi perang harga. Akibat dari itu semua, anjloknya harga menjadi tidak terkendali. Ketika sudah terjadi  “perang pasar”, maka barang di jual dengan harga di bawah biaya produksi’. Sehingga konsumenlah yang kemudian menjadi “ price taker “. Selain itu terdapat kesenjangan yang tinggi antara pengrajin yang sudah berskala usaha besar dan pengrajin yang omsetnya masih kecil. Pengrajin besar dapat menembus pasar ekspor, sedangkan pengrajin kecil hanya mengandalkan pasar lokal yang itupun tidak menentu.
b. Sentra Kerajinan Tas Kulit Tanggulangin
Sentra kerajinan ini adalah salah satu ikon kota Sidoarjo. Berdiri sejak tahun 1950an terbentuk karena banyak perajin yang bekerja di berbagai perusahaan industri tas di Surabaya. Dengan pengalaman yang didapatkan dari perusahaan, mereka kemudian mendirikan usaha sendiri. Produk yang dihasilkan antara lain tas, koper, dompet, ikat pinggang dan sepatu. Produk ini telah memiliki brand dan mutu yang cukup bagus yang sudah diakui oleh konsumen. Tetapi setelah terpuruk karena hempasan badai krisis moneter, dilanjut dengan serbuan barang-barang produk Cina yang harganya sangat kompetitif, namun kualitasnya buruk. Belum sembuh, muncul bencana semburan Sidoarjo, yang juga ikut andil dalam keterpurukan tersebut. Praktis, hampir 2 tahun lamanya sentra industri tas dan koper Tanggulangin sepi pengujung,– sebagian besar memang wisatawan dari luar daerah yang sedang transit.
Sebelum terjadinya bencana luapan lumpur Lapindo 2006, sentra industri ini sangat berkembang. Sedikitnya ada sekitar 500 pengusaha dan tenaga kerja yang terlibat di sektor ini mencapai 4.000 orang dengan omzet total perhari mencapai 1 miliar.  Mekanisme pengelolaan atau manajemen usahanya pun sudah tergolong teratur. Pengrajin- pengrajin di Tanggulangin ini diwadahi dalam suatu organisasi koperasi pengrajin yang bernama INTAKO sejak tahun 1976 dengan rata-rata produksi 250 sampai 1.000 tas dan koper per hari. Modal usaha diperoleh dari simpanan pokok anggota. Dalam perjalanannya, koperasi itu terus berkembang dan jumlah anggotanya sudah mencapai 354 perajin dengan aset sekitar Rp 10 miliar.
Melalui peran serta koperasi INTAKO, skala usaha kerajinan kecil Tanggulangin semakin pesat, mampu menembus pasar ekspor dan dalam negeri. Adanya kesadaran dan kerjasama pengrajin dan asosiasi yang menaungu mereka merupakan salah satu penyebab kemajuan itu. Koperasi INTAKO berperan dalam menyediakan bahan baku, melakukan mediasi pemasaran dan order serta melakukan perjanjian kerjasama kesepakatan harga, sehingga pengrajin tidak dipermainkan oleh konsumen.
Melalui asosiasi diharapkan penjualan dapat dibantu dari segi pemasarannya, dan untuk mengatasi terjadinya persaingan di antara para pengusaha, maka mereka mensiasatinya dengan memproduksi barang dari kulit dengan model yang lebih variatif, dan berbeda satu pengusaha dengan pengusaha lainnya. Karena itu, melalui asosiasi diharapkan terjadi kemitraan yang lebih konkret, sehingga nantinya Tanggulangin masih memiliki harapan pengembangan yang lebih baik lagi ke depannya.
Sampai kini, wilayah tersebut masih mengandalkan sebagian besar penjualan produknya (60 persen) dari penjualan tas wanita, dan sisanya adalah keperluan lainnya mulai dari tas bepergian, dompet, ikat pinggang, dan sepatu kulit. Selain itu, pengrajin juga melakukan kerjasama kemitraan dengan Kemitraan Pengusaha Besar (Pemilik Merek) dan Mitra Binaan sebagai salah satu bentuk kemitraan/sinergi antara pengusaha besar (pemilik merek) yang kini juga tengah berkembang menjadi satu bentuk trend di wilayah Sidoarjo. Kerjasama tersebut dalam bentuk order yang diberikan kepada mitra binaan produsen sepatu. Usaha seperti ini memberi harapan bagi penyerapan tenaga kerja lebih besar, apalagi kalau pesanannya bertambah, pengusaha sampai harus memperluas perusahaan dan menambah jumlah line produksi.


IV.                         Konsep WACC (Women Association of Creative Craft)  
Dalam konsep ini UMKM yang terdiri dari pengrajin- pengrajin tersebut diwadahi dalam suatu organisasi atau asosiasi pengrajin. Asosiasi ini memiliki sistem yang berbeda dengan asosiasi pengrajin pada umumnya. Sebagian besar pengrajin di Indonesia yang memiliki tingkat kreativitas dan keuletan tinggi adalah wanita, sehingga pengurus organisasi ini adalah wanita. Selain itu asosiasi ini akan lebih meningkatkan peran serta wanita dalam perekonomian kerakyatan. Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan WACC untuk meningkatkan produktivitas UMKM, yaitu: Pertama, Pengontrolan harga, hal ini dilakukan agar harga produk antar satu pengrajin dengan pengrajin lainnya bisa selaras dan tidak terjadi permainan harga diantara produsen. Kedua, Mediasi Bahan baku dan Pemasaran, agar supply bahan baku yang dibutuhkan pengrajin dapat berjalan dengan lancar dan pengrajin dapat menemukan pasar yang sesuai. Ketiga adalah pelatihan entrepreneurship bagi pengrajin agar SDM  pengrajin bisa meningkat.


V.           Strategi Penerapan Knowledge Sharing Dalam WACC (Women Association of Creative Craft
UMKM sebenarnya menghadapi dua sisi dilematis yang disebabkan oleh kondisi arsitektur UMKM, yaitu: kemampuan adaptasi dan fleksibilitas UMKM yang relatif tinggi karena memiliki UMKM ukuran yang kecil, dan sekaligus ketidakberdayaan UMKM dalam menjalankan aktivitas-aktivitas penelitian & pengembangan serta di dalam melakukan inovasi karena keterbatasan skala ekonomis akibat memiliki ukuran yang kecil tersebut.
Untuk itu, berdasarkan uraian diatas penulis mengusulkan konsep knowledge sharing. Beberapa peneliti dan analis, akhir-akhir ini menunjukkan tentang cara memberdayakan kemampuan inovatif melalui investasi dalam bentuk penciptaan dan penyebaran pengetahuan melalui knowledge sharing untuk meningkatkan daya saing secara jangka panjang dan berkelanjutan. Jadi  knowledge sharing adalah suatu hal yang sangat menentukan di dalam mempertahankan keunggulan bersaing melalui inovasi atau aktivitas-aktivitas penciptaan nilai yang lainnya (Pinch et al., 2003)
Untuk itu UMKM sebaiknya menempuh langkah-langkah tindakan sebagai berikut:
1.             Mengelola dimensi knowledge sharing melalui Communities of Practices (CoPs) agar UMKM dapat mengintegrasikan dan menghasilkan kolaborasi yang lebih baik antar partner (Segura et.al., 2005).
2.             Mengelola dimensi external expertise & capabilities dalam jaringan bisnis diantara perusahaan, penyedia jasa layanan usaha (misal: institusi pelatihan, sentra teknologi, dan sebagainya) dan perumus kebijakan lokal, yang dapat mendukung pembentukan suatu visi pengembangan UMKM secara bersama-sama dan memperkuat tindakan kolektif untuk meningkatkan daya-saing UMKM (Cegile, et al., 1999; Tambunan, 1997).
3.             Mengelola dimensi knowledge sharing antar perusahaan berguna: untuk memperbaUMKMi kualitas produk dan untuk meraih segmen-segmen pasar yang lebih menguntungkan, serta untuk pengembangan strategi-strategi bisnisnya agar mampu meningkatkan daya saingnya. ( Cegile dan Dini,1999).
4.              Mempertimbangkan dimensi struktur, budaya, dan acuan interaksi knowledge sharing sesuai karakteristUMKM organisasi UMKM agar kondusif bagi upaya peningkatan daya saing UMKM (Wen-Bao,2007).
Selanjutnya dengan mengadaptasi kesuksesan asosiasi UMKM di Tanggulangai maka pembentukan WACC (Women Association of Creative Craft)  ini akan menjadi solusi implementatif untuk mengatasi tantangan UMKM di era perdagangan bebas sekarang ini.

VI.                         Penutup
Konsep WACC layak diaplikasikan dalam upaya pengembangan industri kerajinan kecil di Indonesia. WACC dapat memberikan banyak keunggulan bagi pengrajin, masyarakat sekitar, pemerintah dan perekonomian secara umum. Keunggulan tersebut antara lain:
1.             Pengurus WBC terdiri dari para wanita dengan tingkat ketelitian dan loyalitas yang lebih tinggi, maka produktivitas dan kredibilitas WACC dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, rasio ketergantungan akan menurun karena pemberdayaan wanita pengrajin yang sebagian besar ibu rumah tangga dan remaja yang tidak melanjutkan sekolah. WACC dapat mensinergiskan Kelompok Usaha Bersama dan Asosiasi yang sudah terdapat di sentra tersebut. Kerjasama akan tercapai karena masing- masing memiliki wewenang yang berbeda. WACC juga dapat menjadi mediator antara pengrajin dengan Dinas KUMKM dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
2.             Dengan menerapakan kwoledge sharing maka proses penciptaan ide-ide kreatif  dan inovatif akan semakin cepat dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam asosiasi akan memilii nilai pengetahuan. Sehingga dapat memacu produktivitas dan kinerja lebih baik lagi


Referensi
Badan Pusat Statistik Indonesia. Berita Resmi Statistik: Perkembangan Indikator Makro UKM Tahun 2008. No. 28/05/Th XI, 30 Mei 2008
Cegile, G. and Dini M., (1999). SME Cluster and Network Development in Developing Countries: The Experience of UNIDO. UNIDO PSD Technical Working Papers Series.
Pinch, S., N. Henry, M. Jenkins, and S. Tallman, 2003, ‘From 'industrial districts' to 'knowledge clusters': a model of knowledge dissemination and competitive advantage in industrial agglomerations’, Journal of Economic Geography 3(4), 373-88.
Segura, Gerardo GutiƩrrez; Deslandres, Veronique; Dussauchoy, Alain. (2005). A Knowledge Management Based Framework as a Way for SME Networks Integration. Emerging Solutions for Future Manufacturing Systems. Springer Science + Business Media, Inc.
Wen-Bao Lin. (2007).The effect of knowledge sharing model.Expert Systems with Applications.diakses dari www.elsevier.com/locate/eswa.
www.digilib.its.ac.id. Strategi pengembangan kawasan sentra industri kerajinan kulit Tanggulangin diakses pada 24 Mei 2010:19.00
www.beritajatim.com. Manik-manik Jombang terbunuh produk Cina .diakses pada 20 Met 2010: 14.00
www.jombangkab.go.id. Asosiasi pengusaha manik-manik dan assesoris. Diakses pada 20 Maret 2010:14.12
www. Bisnisukm.com. Indistri tas dan koper tanggulangin sidoarjo tetap eksis. Diakses pada 24 Mei 2010: 18.55




[1] Alumni Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya
Angkatan 2007

Sabtu, 10 Maret 2012

Tugas Manajemen Kualitas


Analisis artikel tentang
(standar mutu internasional suatu perusahaan)

Sekilas mendengar istilah standar mutu, kita seringkali teringat akan satu istilah, yaitu ISO. ISO, Organisasi Internasional untuk Standardisasi yang berkantor pusat di Jenewa, merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM atau NGO = Non-Governmental Organization) penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standar nasional setiap Negara yang bekerja sama telah menghasilkan lebih dari 17.000 standar internasional untuk bisnis, pemerintahan dan masyarakat umum. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS dalam bahasa
Inggris (International Organization for Standardization) atau OIN dalam bahasa Perancis (Organisation internationale de normalisation) sebelum akhirnya
ditetapkan menggunakan nama ISO, diambil dari bahasa Yunaniisos yang berarti
sama.
Didirikan pada 23 Februari 1947 di Jenewa, Switzerland. ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO pada awalnya dibentuk untuk
membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar
yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu
telepon, kartu ATMBank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam
menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 170
negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC = Technical Committee).
Penerapan standat mutu ISO dalam suatu perusahaan memegang peranan yang cukup penting, apalagi bagi perusahaan manufaktur yang memiliki pasar yang cukup luas. Terkadang pasar meminta produk yang sudah berstandar internasional. Penerapan ISO bukan hanya sekedar mengumpulkan dokumen – dokumen pendukung, yang memang harus disediakan, melainkan penerapan langsung pada sistem yang ada dalam perusahaan. Dimulai dari sistem administrasinya, sistem produksinya, delivery-nya, hingga after sales service-nya. Semua harus memenuhi standar yang diterapkan.
Tidak hanya perusahaan saja, ISO juga telah dimiiki oleh lembaga pendidikan seperti universitas. Sekarang ini banyak sekali universitas-universitas yang berlomba-lomba untuk mendapatkan sertifikat standar internasional tersebut. Jadi persiapan dan perbaikanpun terus dilakukan untuk mencapai pelayanan yang lebih baik dan mewujudkan sistem pendidikan yang lebih komprehensif.
Berawal dari gambaran diatas maka kami akan mengulas kesuksesan perusahaan dan perguruan tinggi yang telah berhasil mendapatkan sertifikasi ISO
1.             Kesuksesan PDAM Tirtanadi Sumut
Direktur Utama PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Drs. Sjahril Effendy P. MSi, MA, MPsi, PhD menegaskan bahwa ISO 9001 adalah suatu persyaratan bagi Sistem Manajemen Mutu yang mengacu pada Standar Internasional dan bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku secara terus-menerus sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
PDAM Tirtanadi mendapatkan sertifikat ISO pertama kali untuk IPA Deli Tua di tahun 2000 yaitu ISO 9001 : 1994 dan di up-grade menjadi ISO 9001 : 2000 di tahun 2003 sekaligus IPA Sunggal selanjutnya dalam rangka kepedulian terhadap lingkungan ISO 9001 : 2000 di kedua IPA tersebut di integrasikan dengan ISO 14001 : 2004 (Sistem Manajemen Lingkungan) yang disertifikasi tahun 2005. Dalam rangka meningkatkan pelayangan terhadap pelanggan dilakukan sertifikasi untuk cabang pelayanan dan sebagai pilot project diterapkan untuk dua cabang yaitu Cabang Sunggal dan Cabang Padang Bulan tahun 2006. Selanjutnya untuk kantor Pusat pada tahun 2007, sedang untuk IPA Limau Manis dan IPA Hamparan Perak pada tahun 2008.
Sertifikat ISO Corporate yang diterima Gubernur Sumatera Utara tanggal 14 Agustus 2009 merupakan penggabungan dengan dari Sistem Manajemen Mutu dari yang selama ini terpisah. Tujuannya agar terdapat penyatuan dan penyeragaman sistem yang ada dalam ruang lingkup corporate sehingga lebih optimal dan dari segi biaya lebih efisien.
Adapun ruang lingkup ISO Corporate ini terdiri dari 35 unit kerja (15 Divisi/setingkat, 14 Cabang Pelayanan Zona 1, 4 Instalasi Pengolahan Air, Laboratorium dan Bengkel) dan telah di audit oleh Badan Sertifikasi TUV NORD sekitar bulan Juli yang lalu dan hasilnya direkomendasi mendapatkan sertifikat ISO 2008 dan sertifikat ISO 14001 : 2004 untuk IPA Deli Tua dan Sunggal.
Dari kesekian kalinya penghargaan yang diperoleh oleh PDAM Tirtanadi ini menunjukkan bahwa perusahaan air minun ini memiliki komitmen yang tinggi dan fokus pada pelayanan dan kualitas yang prima. Perbaikan yang dilakukan tidak hanya setengah-setengah, melainkan perbaikan secara terus menerus (continuing Improvement) secara menyeluruh. Semua elemen dilibatkan baik dari segi atasan maupun karyawan. Mereka berbaur da bekerja sama dalam upaya menjaga dan mempertahankan ISO yang telah dimiliki. Disamping itu mereka juga terus digalaka untuk mendapatkan ISO selanjutnya untuk cabang IPA yang lain yang masih belum terstandarisasi
Jadi untuk mewujudkan visi dan misi PDAM Tirtanadi perusahaan, maka perusahaan harus menyusun suatu kebijakan mutu yang merupakan komitmen secara terus – menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas air dan kontinuitas air untuk memuaskan pelanggan PDAM Tirtanadi dan stakeholders dalam rangka mencapai visi perusahaan. Audit yang dilakukan juga harus secara konsisten sehingga instansi tidak perlu khawatir akan penurunan mutu atau inkonsisten mutu produk atau jasanya. Selain itu, karena standar ini internasional, suatu instansi yang telah mengimplementasinya akan diakui dunia sebagai produk atau jasa yang bermutu dan terpercaya.


2.             Kesuksesan Universitas Sahid Jakarta
          Universitas Sahid Jakarta memperoleh sertifikat standar mutu internasional ISO 90012008 dan IWA 112007 dari Bureau Veritas Certification Prancis, setelah berhasil menerapkan sedikitnya delapan sasaran mutu. Piagam sertifikat ISO tersebut diserahkan Tjatur Heru, perwakilan Bureau Veritas Certification Prancis di Indonesia, kepada Sutyastie Soemitro Remi, Rektor Universitas Sahid Jaya disaksikan Nugroho B. Sukamdani, Ketua Umum Yayasan Sahid Jaya, pemilik perguruan tinggi ini.
          Nugroho mengatakan pengakuan standar mutu internasional menjadi tuntutan untuk jaminan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kami berharap bisa menjadi tuntunan untuk memberikan pelayanan pendidikan yang prima bagi semua stakeholders, terutama para dosen dan mahasiswa, sehingga dapat memacu menjadi kampus unggulan.
          Rektor Universitas Sahid Jakarta, Sutyastie Soemitro Remi mengatakan delapan sasaran mutu yang diterapkan antara lain pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajar dan mengajar. Jika saat ini baru 45%, dalam 3 tahun ke depan harus mencapai 100%, sehingga baik mahasiswa maupun dosen harus menyiapkan diri dengan teknologi dan internet.
          Sasaran lainnya sehingga peruguruan tinggi ini berhasil mendapatkan ISO adalah :
1.             Menjamin mahasiswa lulus tepat waktu, 6 bulan setelah lulus harus sudah bekerja. Universitas Sahid memiliki career development centre untuk melacak sejauh mana para lulusan sudah terjun ke dunia kerja atau menciptakan sendiri lapangan kerja.
2.             Di sisi dosen, juga harus ada peningkatan keahlian bahkan tingkat kehadiran serta mata kuliah yang akan dan telah disampaikan dimonitor dengan baik sehingga akan berdampak pada kualitas pendidikan. Oleh karena itu, pengakuan internasional dari biro sertivikasi Prancis ini harus terus dipertahankan dan setiap 6 bulan akan dievaluasi. Kalau pencapaiannya menurun, pengakuan bisa dianulir
          ISO 9001 versi 2008, mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi dalam organisasi perusahaan sehingga hampir semua jenis usaha bisa mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001 ini, termasuk bidang pendidikan. Adapun International Workshop Agreement (IWA) 112007, tambahnya, adalah panduan penerapan sistem manajemen mutu ISO 90012008 bagi institusi pendidikan
          Jadi yang terpenting adalah bagaimana menciptakan sinergisitas anatar elemen yang ada pada perguruan tinggi. Disamping itu kita juga tidak boleh mengabaikan pihak lain yaitu stakeholder. Perlu diketahui bahwa tujuan semua stakeholders adalah mengubah paradigma untuk memberikan pelayanan dan mutu pendidikan yang terbaik. Sehingga penerapan standr kualitas internasionalinidapat terjaga sehingga mampu mewujudkan terciptanya kualitas mutu pendidikan yang baik dan bermartabat.

REFERENSI

http://bataviase.co.id/node/131436Universitas Sahid peroleh standar mutu internasional, diakses tanggal 25 Maret 2010
 
Copyright 2009 Catatan Sang Penulis. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator