Jumat, 24 Februari 2012

Kemana Perginya Do'a???


Jika berharap uang, ternyata yang datang hutang
Jika meminta kemudahan, yang hadir justru kesulitan
Jika doakan kesehatan, yang menghampiri penyakit

Jangan kau tanya jika Allah tak kabulkan doa
Jangan kau paksa kapan Allah ijabahkan doa
Jangan kau heran mengapa Allah abaikan doa

Tapi tanyakan seperti apa tubuhmu bicara
Tanyakan seperti apa hatimu berkata



Apa Subuhmu menjelang dhuha?
Apa Dhuhurmu di sisa waktu bisnis yang kau punya?
Apa Ashar-Maghrib mu terlalu dekat waktunya?
Apa Isya' mu terlewat karena lelah yang ada


Jangan salahkan Allah
Jika kau kira bisa bebas berbuat dosa
Lalu bisa putihkan dengan Haji dan Umrah tiap tahun adanya


Jangan salahkan Allah
Jika ayat suci hanya kau pilih beberapa
Surat Yusuf agar mendapatkan putera yang ganteng nan sholeh
Surat Maryam agar memperoleh puetri nan cantik dan sholehah
urat Ar-rahman agar berlimpah rizki
Surat Yasin untuk "meratapi" mayat


Dan jangan salahkan Allah 
Jika ayat-ayatnya tak pernah dibaca
Ataupun diamalkan dalam kehidupan nyata

Jika titah Allah hanya beban
Jika urusan Allah hanya dagang
Jangan harap kecintaanNya akan datang

Duhai Allah

Jagalah kami dari hal-hal yang demikian
Satukan kami dalam ikatan cinta untuk saling mengingatkan
Akan keberadaan dan kewajiban kami kepada-Mu...:)

(Repost From BBM Group)

Rabu, 22 Februari 2012

Manfaat Berjalan Kaki



Ayo melangkah cepat, untuk hidup yang lebih sehat



Olah raga yang paling mudah dan gampang dilakukan adalah olah raga dengan berjalan kaki. Kita bisa melakukan kapan saja dimana saja dan dengan siapa saja. Karena berjalan kaki merupakan oleh raga yang murah, menyenangkan, dan tentunya memiliki dampak positif terhadap tubuh dan kesehatan kita.
Berjalan kaki adalah sesuatu yang selalu kita lakukan sehari-hari. Setiap orang pasti melakukanya. Namun pertanyaanya, jalan kaki seperti apakah yang mereka lakukan, apakah hanya berjalan kaki dalam kegiatan mobilitas sehari-hari atau memang menyempatkan diri untuk berolahraga dengan berjalan kaki. Nah dalam tulisan ini akan dibahas manfaat berjalan kaki jika kita melakukanya secara rutin. Tahukah Anda, jalan kaki santai setidaknya 2-3 km per hari mampu mengatasi berbagai penyakit dan juga memberikan dampak positif terhadap kesehatan tubuh kita. Berikut manfaat jalan kaki selengkapnya

1.    Mencegah dan menghindarkan dari Diabetes
Program pencegahan diabetes memperlihatkan, jalan kaki 150 menit per minggu akan mengurangi 7 persen berat badan Anda atau sekitar 7 kg. Lebih penting lagi mampu menurunkan penyakit diabetes hingga 58 persen
Dengan membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases). Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetesyang bisa diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat antidiabetes.
2.    Mengurangi serangan jantung dan memperkuat jantung
Kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopoh tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggal separuhnya. Dalam sebuah penelitian, tingkat kematian pada pria pensiun yang berjalan kaki kurang dari 1 mil per hari dua kali lebih banyak dibanding mereka yang  menempuh jarak 2 mil per hari. Sedangkan studi yang dilakukan pada 72.488 wanita memperlihatkan, jalan kaki 3 jam per minggu akan mengurangi risiko terkena serangan jantung atau jenis penyakit jantung lain
3.    Baik untuk otak
Berjalan kaki selama 30-45 menit dapat membantu mempertajam otak. Dalam studi tentang jalan kaki ditemukan, wanita yang berjalan 1,5 jam per minggu memiliki fungsi kerja organ kepala yang lebih baik daripada mereka yang hanya berjalan 40 menit per minggu.
4.    Baik untuk tulang dan mencegah osteoporosis
Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja
otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis. Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang. Riset memperlihatkan bahwa wanita menopause yang berjalan kurang lebih 1 mil per hari memiliki kepadatan tulang lebih baik daripada mereka yang  sedikit berjalan kaki, dan jalan kaki sangat efektif untuk menurunkan kehilangan massa tulang di bagian kaki
5.    Mengurangi gejala depresi
Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yang harus diminum rutin. Berjalan kaki selama 30 menit, 3-5 kali per minggu selama 12 minggu, mengurangi gejala depresi
6.    Mengurangi risiko kanker usus besar, kanker payudara dan kolon.
Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara. Wanita yang berjalan secara rutin 65 menit hinga 135 menit per minggu bisa mengurangi risiko terkena kanker payudara dan kolon hingga 18 persen dibandingkan wanita yang tidak aktif. Studi memperlihatkan, olahraga dapat mencegah kanker kolon. Untuk orang yang telah terkena kedua kanker, olahraga mampu meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi angka kematian
7.    Meningkatkan kebugaran
Jalan kaki 3 kali per minggu selama 30 menit dapat meningkatkan kebugaran dan sistem pernapasan secara signifikan. Studi yang dilakukan pada pejalan kaki wanita memperlihatkan, jalan kaki singkat sekitar 10 menit per hari pun punya efek buat kesehatan. Hasilnya akan terlihat pada peningkatan kebugaran dan pengurangan lemak di tubuh, kalau dilakukan hingga 30 menit per hari. Disamping itu riset memperlihatkan, jalan kaki bisa meningkatkan kebugaran dan fungsi kerja tubuh serta melindungi tubuh dari penyakit degeneratif pada orang lanjut usia.
8.    Meredakan encok lutut.
Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut (osteoarthiris) . Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri. Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin pertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk. Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti sendi tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalu mencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang berisiko terkena gangguan send
Nah,,bisa dilihat banyak sekali manfaat yang akan kita peroleh dari berjalan kaki. So...tunggu apa lagi mulaiah melangkah dari sekarang..:)


Sumber : 



Senin, 13 Februari 2012

Naskah Lomba Essay Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) Dalam Rangka Memperingati Hari Sumpah Pemuda Tahun 2010


Pembangunan Berbasis Perikanan Melalui  Restrukturisasi  Mata Rantai Produksi dan Pemasaran Ikan : Analisis Inbound dan Outbound

Oleh :
Muh Ikhsan Hariadi[*]

Ada satu pertanyaan menarik di balik kehidupan nelayan di tanah air tercinta ini. Di tengah situasi di mana produksi tangkapan ikan dari tahun ke tahun terus meningkat, mengapa kebutuhan nelayan relatif  tetap stagnan dan bahkan dalam beberapa kasus justru mengalami degradasi. Apakah faktor-faktor yang melandasinya? Hal tersebut menimbulkan sebuah ironi yang sangat bagi kita semua karena bagaimana bisa, sebuah negeri dengan kekayaan laut yang begitu melimpah malah tidak memberikan kesejahteraan bagi para nelayan? Apa sebetulnya yang menjadi masalah? Tulisan berikut ini akan mencoba untuk menguraikan permasalahan tersebut secara lebih mendalam dan memberikan solusi aplikaif.
Nelayan, Nasibmu Kini
Bank Dunia memperhitungkan bahwa 108,78 juta orang atau 49 persen dari total penduduk Indonesia dalam kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Kalangan tersebut hidup hanya kurang dari 2 dollar AS atau sekitar Rp. 19.000,– per hari. Badan Pusat Statistik (BPS), dengan perhitungan yang agak berbeda dari Bank dunia, mengumumkan angka kemiskinan di Indonesia ‘hanya’ sebesar 34,96 juta orang (15,42 persen). Angka tersebut diperoleh berdasarkan ukuran garis kemiskinan ditetapkan sebesar 1,55 dollar AS. Namun, terlepas dari perbedaan angka-angka tersebut, yang terpenting bagi kita adalah bukan memperdabatkan masalah banyaknya jumlah orang miskin di Indonesia, tapi bagaimana menemukan solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut.
Dengan potensi yang demikian besar, kesejahteraan nelayan justru sangat minim dan identik dengan kemiskinan. Sebagian besar (63,47 persen) penduduk miskin di Indonesia berada di daerah pesisir dan pedesaan. Data statistik menunjukan bahwa upah riil harian yang diterima seorang buruh tani (termasuk buruh nelayan) hanya sebesar Rp. 30.449,- per hari. Jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan upah nominal harian seorang buruh bangunan biasa (tukang bukan mandor) Rp. 48.301,- per hari. Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat ada keterkaitan erat antara kemiskinan dan pengelolaan wilayah pesisir.
Kenyataannya sekarang adalah  bahwa  nelayan yang mendiami pesisir lebih dari 22 persen dari seluruh penduduk Indonesia justru berada di bawah garis kemiskinan . Selama ini mereka menjadi golongan yang paling terpinggirkan karena kebijakan dalam pembangunan yang lebih mengarah kepada daratan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, penduduk miskin di indonesia mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47 persen % di antaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan. Di sisi lain pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan dan pesisir selalu beriringan dengan kerusakan lingkungan dan habitat seperti terumbu karang dan hutan mangrove, dan hampir semua eksosistim pesisir Indonesia terancam kelestariannya.
Disamping itu, tekanan terhadap sumber daya pesisir sering diperberat oleh tingginya angka kemiskinan di wilayah tersebut. Kemiskinan sering pula memicu sebuah lingkaran setan karena penduduk yang miskin sering menjadi sebab rusaknya lingkungan pesisir, namun penduduk miskin pulalah yang akan menanggung dampak dari kerusakan lingkungan. Dengan kondisi tersebut, tidak mengherankan jika praktik perikanan yang merusak masih sering terjadi di wilayah pesisir. Pendapatan mereka dari kegiatan pengeboman dan penangkapan ikan karang dengan cyanide masih jauh lebih besar dari pendapatan mereka sebagai nelayan. Dengan besarnya perbedaan pendapatan tersebut di atas, sulit untuk mengatasi masalah kerusakan ekosistem pesisir tanpa memecahkan masalah kemiskinan yang terjadi di wilayah pesisir itu sendiri.

Problematika Proses Produksi dan Pemasaran Ikan Indonesia
Masalah yang dihadapi oleh sebagian besar nelayan dalam memasarkan produknya antara lain adalah produk belum standar dalam hal jenis dan ukuran; serta kondisi fisik dari produk belum memenuhi persyaratan mutu. Dengan masih adanya masalah tersebut, pengepul sebagai pembeli produk kadang kecewa dengan hasil panen yang dibeli karena tidak sesuai dengan klasifikasi udang yang diinginkan. Demikian pula, belum dikuasainya teknologi pasca panen dan kurangnya peralatan pengemasan dan transportasi untuk pengiriman jarak jauh, menyebabkan jangkauan pemasaran hasil produk masih terbatas atau hanya berorientasi lokal.
Disisi lain kedudukan nelayan dalam posisi tawar menawar juga sangat rendah. Ini mengakibatkan sebagian besar nelayan menjual hasil tangkapanya kepada tengkulak dengan harga yang kebanyakan dibawah harga yang sebenarnya atau dibawah harga pasaran. Salah satu penyebabnya adalah tidak semua daerah pesisir memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Sehingga mereka mudah ditipu.
Namun keberadaan TPI juga menjadi hal yang dilema. Di satu sisi, keberdaan TPI sangat diperlukan sebagai tempat untuk memasarkan hasil ikan, sehingga banyak sekali transaksi yang terjadi dengan efektif dan melalui mekanisme yang layak seperti pasar pada umumnya. Disisi lain retribusi yang terlalu tinggi menyebabkna nelayan untuk enggan masuk ke TPI dan menjual ikan langsung pada pedagang ikan, sehingga mereka sering kali di tipu. Ini merupakan hal yang harus kita selesaikan bersama dan mampu memberikan solusi terbaik untuk keberhasilan pembangunan perikanan di Indonesia.
Selanjutnya terkait masalah proses produksi yaitu hal yang berkaitan dengan operasional nelayan dalam melaut, terdapat permasalahan pelik yang harus segera diselesikan. Salah satunya adalah masalah  kenaikan BBM yang merupakan momok bagi nelayan, melihat tingginya ketergantungan mereka terutama pada jenis solar. Tidak adanya jaminan pemerintah untuk menambah alokasi bahan bakar minyak bersubsidi bagi nelayan dalam APBN Perubahan 2010, mengakibatkan ondisi nelayan Indonesia terancam semakin sulit. Kekurangan BBM subsidi bagi nelayan setiap tahun sekitar 1,2 juta kiloliter.
Nelayan selama ini selalu didera kesulitan BBM. Di sejumlah sentra nelayan, pasokan BBM bersubsidi masih langka. Jikapun tersedia, harga jual umumnya lebih mahal sehingga tak terjangkau nelayan. Padahal, kebutuhan BBM menghabiskan 40 persen dari biaya operasional. Jika sampan bermesin ukuran 5-12 PK membutuhkan rata-rata 10 liter solar sekali melaut, maka setiap sampan akan mengelurakan biaya Rp.21.000 dalam kondisi harga normal atau di pangkalan sebesar Rp.2100. Tetapi pada umumnya nelayan membeli harga solar Rp.25.00-27.000, karena tergantung pada tingkatan agen yang bermain di lapangan. Semakin banyak agennya maka semakin panjanglah rantai pasarnya dan semakin tinggilah harga solar sampai ke tangan nelayan. Harga tersebut ‘terpaksa” dibeli, untuk bisa melanjutkan hidup dengan melaut, meskipun dengan kondisi pas-pasan.
Selain itu, proses pemangkasan kekuatan rakyat pada masa orde baru, masih terasakan dengan melemahnya kearifan-kearfian lokal. Dulu, tradisi jamu laut di Sumatera Utara masih efektif terutama dalam hal pelarangan penangkapan ikan pada musim tertentu. Biasanya setelah jamu laut, dilarang pergi melaut selama beberapa hari, dengan demikian ada waktu pemulihan sumber daya ikan . Tak heran kalau sehabis jamu laut, dipercaya ada berkah laut dengan hasil tangkapan yang banyak. Sayangnya, semuanya itu tidak lagi seutuhnya terjadi hari ini, karena jamu lautpun sudah mulai pudar, dan hanya menjadi ritus-ritus belaka. Potret kemiskinan struktural terjadi karena negara sejak lama mengabaikan potensi bahari yang kaya raya ini sehingga hanya dikuasai segelinitir orang termasuk sebagain besar oleh kapal-kapal asing.

Analisis Inbound dan Outbound Dalam Rantai Produksi dan Pemasaran
Dalam kaitanya dengan proses produksi, nelayan akan menemui suatu sistem yang kompleks dimana elemen-elemen di dalamnya saling berinteraksi. Dalam sistem produksi perikanan yang kompleks ini tentunya banyak persoalan yang harus kita tanggulangi. Untuk menangani persoalan alam, sosial, ekonomi, dan politik yang tidak terstruktur kita perlu menyusun tahapan-tahapan dalam menyelesaikan persoalan tersebut dan perlu menetapkan tujuan kita dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama yang baik dalam rantai produksi yang dalam hal ini adalah kemampuan nelayan untuk memasarkan hasil tangkapanya , maka nelayan harus mampu menciptakan value chain. Penciptaan value chain ini erat kaitanya  dengan proses outbound.Proses outbound memberikan gambaran betapa pentingnya desain dan peren-canaan jaringan pemsaran dan fungsi yang bersifat strategis untuk menyalurkan produksi ikan sampai di tangan konsumen Proses pemenuhan keinginan konsumen akan semakin terpusat pada penwrana produk yang mampu meningkatkan nilai  jualnya. Nelayan dibantu dengan pemerintah harus mampu menciptakan keterkaitan yang erat antara nelayan, pengepul, penjual di TPI maupun konsumen. Jadi fokus pada lini ini adalah pada sistem distribusi dan penjualanya sampai ke tangan konsumen.
Dari sudut pandang inbound logistic, rantai pproduksi memiliki berbagai manfaat bagi organisasi diantaranya pengurangan biaya, integrasi supplier dalam pengambilan keputusan untuk mendorong inovasi ramah lingkungan (Bowen et al., 2001). Dalam kasus ini karena nelayan harus membina hubunan baik dan mampu mengintegrasikan diri dengan supplier yaitu laut sebagai penghasil ikan. Karena kondisi laut yang bergantung pada alam, maka nelayan juga harus memiliki rasa cinta dan kesadaran untuk melestarikan hasil laut. Tidak hanya memanen hasil, tetapi juga harus melakukan perbuatan yang mendukung pelestarian berkelanjutan terhadap kondisi laut dan hasilnya.

Langkah Aplikatif dalam Merestrukturisasi Mata Rantai
Sejak Juni 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan program pembangunan perikanan yang terangkum dalam restrukturisasi perikanan, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Namun setelah program tersebut berjalan selama hampir lima tahun, para pemangku kepentingan (stakeholders) disektor perikanan, khususnya para nelayan, belum mampu merasakan manfaat dari program restrukturisasi perikanan tersebut alih-alih untuk tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan, restrukturisasi perikanan justru lebih banyak dinikmati kalangan industri dan pedagang.
Masyarakat nelayan tetap harus bergelut dengan kemiskinan dan termaginalkan di tengah kebutuhan hidup yang makin menjerat leher. Pasalnya, program restrukturisasi perikanan yang berjalan saat ini lebih difokuskan pada peningkatan hasil produksi (tangkapan) perikanan dalam rangka mengejar angka-angka pertumbuhan ekonomi. Banyak bukti menunjukkan, paket-paket program pengentasan kemiskinan bagi masyarakat nelayan pun lebih banyak berorientasi pada peningkatan produksi melalui stimulan modal usaha berbunga rendah daripada untuk tujuan pendistribusian kesejahteraan
Menyikapi kondisi nelayan yang semakin memprihatinkan tersebut , baik dalam hal produksi ikan maupun tingkat kesejahteraanya sanagt perlu dilakukan restrukturisasi proses yang telah berjalan sekarang. Ditambah lagi dengan analisis inbound dan outbound diatas,  maka dapat dilakukan langkah-langkah aplikatif diantaranya :
1.      Pemerintah, masyaraat dan nelayan harus mampu menciptakan keterpaduan dalam hal :
-          Keterpaduan sektor dalam tanggung jawab dan kebijakan.
-          Keterpaduan keahlian dan pengetahuan
-          keterpaduan masalah dan pemecahan masalah
-          keterpaduan lokasi, memudahkan dalam melakukan pendampingan, penyuluhan dan pelayanan (lintas sektor)
2.      Pemerintah dapat memaksimalkan penyaluran modal bagi para nelayan dengan menambah anggaran dan menjadikan perikanan sebagai program unggulan dan prioritas.
3.      Pihak kampus atau golongan cendekiawan lainya dapat memberikan bantuan pemikiran dan tenaga melalui dosen dan mahasiswanya dalam mendampingi para penerima modal tersebut serta memberikan bantuan teknologi bagi para nelayan untuk mengembangkan usahanya.
4.      Untuk masalah pemasaran, pemerintah dan kampus dapat secara bersama-sama mendirikan pusat informasi pasar yang bisa diakses oleh semua masyarakat
5.      Menyelaraskan kebijakan TPI dengan keinginan nelayan. Untuk menyikapinya terdapat dua alternatif :
-          Menghapus TPI, sehingga transaksi langsung dilakukan anatar nelayan dengan pedagang ikan      langsung
-          Tidak menghapu TPI, namun dengan syarat administrasi dan retribusi yang diminta kepada nelayan tidak terlalu tinggi
6.      Hal yang tidak kalah penting adalah perlunya dilakukan rehabilitasi lingkungan pesisir yang rusak. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan dapat berakibat selain semakin rusaknya lingkungan pesisir laut, sumber daya perikanannya juga akan semakin berkurang, padahal jumlah nelayan justru terus bertambah banyak. Pembinaan dan penyuluhan yang diberikan kepada nelayan harus disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga apa yang disuluhkan benar-benar bermanfaat dan bisa diaplikasikan.
Ada tiga parameter untuk mengukur keberhasilan pembangunan hasil perikanan berdasarak uraian diatas yaitu:
-          Kontinyuitas produksi
-          Kualitas hasil produksi yang dihasilkan menjadi baik
-          Kehidupan nelayan ikan yang sejahtera
Ketiga parameter tersebut harus mampu dicapai terutama untuk pemerintah sekarang. Kebijakan pembangunan harus mampu disinergiskan untuk mewujudkan tercapainya indikator-indikator tersebut diatas. Jika indikator tersebut sudah tercapai maka kondisi perikanan diIndonesia akan berangsung-angsunr membaik seiring dengan komitmen pemerintah, nelayan dan masyarakat sekitar
Jadi, harus disadari, saat ini yang diperlukan nelayan adalah adanya kesungguhan hati dari pemerintah untuk memebrikan proteksi atau perlindungan kepada nelayan agar mereka bisa lebih proposional dan lebih adil dalam memperoleh pembagaian margin keuntungan sesuai dengan hak-haknya. Jika, jamahan tenagntangan kekuasaan tengkulak tetap dibiarakan bercokol, niscaya nelayan akan teteap menjadi salah satu kelompok masyarakat yang tertinggal dari laju pembangunan.


Referensi :
Anonim. 2009.Revitalisasi Perikanan Untuk Kesejahteraan Nelayan.  Dikases dari http://www.bataviase.co.id/

Anonim. 2010. Kondisi Nelayan Indonesia Kian Memprihatinkan. Diakses dari http://www.akuindonesiana.wordpres.com/

Bowen, F.E., Cousins, P.D., Lamming, R.C., dan Faruk, A.C., (2001), Horses for courses: Explaining the gap between theory and practice of supply chain, Greener Management International, Autumn, 41-66.

Sudrajat, Ihwan. “Membangkitkan Kekuatan Ekonomi Nelayan”. Suara Merdeka, 13 Desember 2002.


[*] Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga Surabaya NIM : 040710652 email : ikhsan.hariadi@yahoo.co.id

Minggu, 12 Februari 2012

Info Beasiswa



Program Beasiswa GE Foundation Scholar-Leader Program

Foto bersama Grante GEFSLP 2008 dengan Direktur IIEF dan CEO GE Asia Pasific


Program beasiswa GE Foundation Scholar-Leaders Program kembali ditawarkan kepada mahasiswa S1 Indonesia yang terdaftar aktif kuliah di tahun ajaran 2011/2012 di IPB, ITB, ITS, UGM, UI, UNAIR, UNDIP, UNIBRAW dan UNPAD. Beasiswa akan diberikan kepada mahasiswa yang sedang berada di tahun kedua mulai dari semester tiga sampai delapan khususnya dari Fakultas MIPA, Ekonomi atau Teknik, serta aktif dalam organisasi kemahasiswaan atau kegiatan sosial lainnya. Batas akhir pendaftaran terdekat adalah 15 Maret 2012.

Persyaratan:
  • Mahasiswa S1 angkatan 2010 dari IPB, ITB, ITS, UGM, UI, UNAIR, UNDIP, UNIBRAW dan UNPAD; di salah satu jurusan berikut: Ekonomi (Akuntansi, Studi Pembangunan, Manajemen), MIPA (Fisika, Kimia, Matematika), Ilmu Komputer, Ilmu Lingkungan, Teknik (Teknik Elektro, Teknik Fisika, Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Komputer, Teknik Lingkungan, atau Teknik Mesin)
  • IP semester I, II, dan III minimal 3.0 (skala 4)
  • Memiliki keterampilan dan kemampuan intelektual dan berjiwa kepemimpinan tinggi
  • Aktif dalam organisasi kemahasiswaan atau kegiatan sosial lainnya
  • Memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik
  • Berasal dari keluarga tidak mampu
  • Tidak sedang menerima beasiswa dari institusi/sponsor lain

Persyaratan yang diperlukan:
  • Formulir aplikasi GE-FSLP yang sudah lengkap dan ditandatangani (diisi secara online dan dicetak)
  • Satu (1) pas foto berwarna 4x6 cm
  • Satu (1) foto copy KTP yang masih berlaku
  • Surat keterangan aktif kuliah dari universitas (asli)
  • Satu (1) transkrip nilai dari semester 1 sampai 3 (dilegalisir)
  • Satu (1) foto copy Ijazah SMU
  • Satu (1) foto copy Surat Tanda Tamat Belajar (STTB)
  • Satu (1) foto copy national standard (NEM)
  • 2 surat rekomendasi (dari dosen wali dan dosen lainnya)
  • Surat keterangan tidak mampu dari pihak kampus
  • Surat keterangan tidak mampu dari pihak kelurahan
  • Surat keterangan aktif di organisasi kemahasiswaan atau sosial lainnya
  • Surat pernyataan tidak sedang dan tidak akan menerima beasiswa lain, apabila ditetapkan sebagai penerima beasiswa GE Foundation Scholar - Leaders Program, yang diketahui oleh dosen wali/pembimbing akademik


BATAS AKHIR PENDAFTARAN15 Maret 2012 (cap pos)
  • Pengisian formulir aplikasi dilakukan secara online. Pelamar harus mengakses dan mengisi formulir aplikasi di www.scholarshipandmore.org dan anda harus mengirimkan versi hard copynya termasuk semua dokumen pendukung yang diperlukan ke Indonesian International Education Foundation (IIEF)
  • Berkas pendaftaran lengkap dikirimkan ke:
    Beasiswa GE Foundation Scholar-Leaders Program - IIEF
    Menara Imperium Lt. 28 Suite A-B
    Jl. H. R. Rasuna Said, Jakarta 12980
    Telp 021-8317330, Fax: 021-8317331
    E-mail: firstri.syanputri@iief.or.id
    Website: www.iief.or.id  

Keterangan lengkap juga dapat diakses dari website: www.scholarshipandmore.org
Atau bisa menghubungi Grantee GE Unair untuk bertanya seputar proses pengurusan berkas dan lain sebagainya: Muh Ikhsan Hariadi (M'07 / 08563145455), Vitri Nurmalasari (EP'07 / 08993651994), Yulinda Iswardani (M'08 / 089682211466), Sehat Dinati (EP'09)

Sepenggal Malam

Malam ini,,seperti sebelumnya malam ahad yang penuh barokah insyaAllah. Kembali merutinkan untuk memupuk kembali benih-benih penyejuk hati yang sekian lama mulai mengering. Bersama sahabat karib yang senantiasa menemani dan membersamai dalam berjuang dan bergerak bersama sejak menyandang gelar yang maha dahsyat yaitu mahasiswa. Berjalan penuh keyakinan ditengah dinginya hawa Surabaya, seakan menjadi saksi dan menemani setiap hembusan nafas dan kata-kata selama bercakap di jalan bahkan sampai ditempat tujuan.  Ya seperti biasa kami yang selalu datang belakangan namun tetap saja ukhuwah itu sangat erat dan hangat menyapa. Alhamdulillah kembali lagi bisa merasakan...,semoga tetap bisa istikhomah di jalan Nya.. “SALAM PEMBELAJAR YANG HAUS AKAN ILMU” 

Sabtu, 11 Februari 2012

Introduction



sekilas Tentang penulis

Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Perkenalkan.....Nama saya Muh. Ikhsan Hariadi. Saya biasa dipanggil Ikhsan dan ada beberapa teman-teman akrab saya memanggil saya dengan nama “Sandot”. Saya terlahir dua puluh empat tahun yang lalu, tepatnya pada hari minngu, 8 Mei 1988 di rumah saya tercinta. Saya terlahir pada pukul 17.00 WIB yaitu waktu menjelang berbuka puasa, sebab pada saat itu bertepatan pada bulan Ramadhan. Sekarang saya memiliki dua tempat tinggal yaitu rumah keluarga saya di Dsn. Pucung Ds. Jambean RT 03 RW 02 Kec. Kras Kab. Kediri Jatim. Sedangkan rumah kedua saya yaitu rumah kost yang beralamt di Gubeng Jaya III/ 12 Surabaya.
Sejak kecil saya hidup di keluarga yang sukup menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kesederhanaan. Berbagai ilmu, nasehat, contoh, bimbingan dan kasih sayang saya peroleh secara bertahap pada keluarga yang senantiasa memberi saya rasa aman dan tenteram. Bimbingan kakeh dan nenek saya juga sangat berpengaruh pada perkembangan saya. Sebab sejak saya berumur 3 tahun, saya kebanyakan diasuh oleh kakek dan nenek saya. Ibu dan ayah sudah mulai mencari kerja buat memenuhi kebutuhan saya dan keluarga. Jadi yang paling berperan dalam perkembangan dan pembentukan sifat dan kepribadian saya mulai dari saya dapat bicara, berjalan masuk sekolah dan sampai kira-kira saya duduk di bangku SMA adalah kakek dan nenek saya. Ibu juga ikut memperhatikan tetapi frekuensi waktunya lebih sering kakek dan nenek saya. Ayah malah jarang sekali. Karena kerja di luar kota dan jarang sekali pulang, biasanya cuma satu bulan sekali
Keluarga saya terdiri dari empat orang yaitu Ayah, Ibu, saya dan Adik. Ayah bekerja proyek di Pergudangan Margomulyo Surabaya. Ibu bekerja sebagai karyawan di pabrik rokok Gudang Garam. Sedangkan adik saya  sekarang masih menempuh studi di SMAN 4 Kediri di kelas XII. Kakek saya keduaya telah meninggal. Kakek dari Ayah meninggal ketika saya berumur  2 tahun dan kakek dari Ibu saya meninggal tahun 2007 kemarin. Untuk nenek saya keduanya masih sehat sampai sekarang. Mengenai susunan keluarga, ayah saya adalah anak ke 4 dari 8 bersaudara sedangkan ibu anak pertama dari 4 bersaudara. Keduanya menikah diusia yang sama yaitu usia 22 tahun. Untuk pendidikan ayah dan ibu saya sama-sama tamatan Sekolah Dasar (SD).
Selanjutnya adalah perjalanan pendidikan saya :
  • TK Sakanira PG. Ngadiredjo
Masuk pada tahun 1994. Pada tingkatan ini proses pembentukan karakter dan sifat juga sudah mulai terproses. Pada saat TK saya suka dengan hal-hal yang berbau seni. Pernah mejuarai lomba Mewarnai tingkat nasional sebagai "peserta teladan". Saat TK ini saya terkenal dengan siswa yang pendiam, dan kurang berani berekspresi.

  • SDN Tales III
Saya masuk SD pada tahun 1995. Di masa SD saya mengalami perkembangan yang bisa dibilang cukup baik. Saya sudah mulai bisa bergaul dengan teman. Sudah berani membuka diri, dan aktif di sekolah. Saya pernah menjadi ketua kelas sebanyak 4 kali yaitu pada saat saya duduk di bangku kelas 2, kelas 4, kelas 5 dan kelas 6. Saya juga sering menjadi pemimpin upacara dan selalu diikutkan pada lomba-lomba untuk mewakili SD saya, contohnya lompa murid teladan. Prestasi yang paling membanggakan adalah sejak kelas 1 sampai kelas 6 saya selalu mendapatkan Rangking 1. Saya lulus SD dengan lulusan terbaik no.2 yaitu dengan NEM 42.40 dari 5 mata pelajaran.

  • SMPN 1 Ngadiluwih
Setelah lulus SD, saya melanjutkan ke sekolah favorit di kabupaten Kediri yaitu di SMPN 1 Ngadiluwih. Pada masa SMP saya mulai tertarik dengan organisasi dan sebagai aplikasinya saya mengikuti dua organisasi sekaligus yaitu OSIS pada tahun pertama dan kedua dan Pramuka selama saya menjadi siswa di SMPN 1 Ngadiluwih. Dua organisasi ini memberikan kontribusi yang cukup banyak untuk perkembangan karakter dan kepribadian saya. Pengalaman dan pelajaran berharga saya dapatkan dari keikutsertaan saya di organisasi tersebut. Apalagi ikut pramuka telah benar-benar membentuk jiwa kepemimpinan dan mandiri pada diri saya. Di pramuka ini saya dan teman-teman mewakili kabupaten kediri pada Lomba Tingkat Jawa Timur. Dalam hal akademik, saya tidak mengalami perubahan berarti. Kelas 1 saya mendapat rangking 1 parallel, kelas 2 di semester pertama turun menjadi rangking 3 tetapi di kelas 3 naik lagi menjadi rangking 1 Paralel sampai saya lulus SMP. Saya lulus dari SMPN 1 Ngadiluwih dengan hasil yang cukup bagus, meskipun tidak masuk sepuluh besar tapi masih bisa dikatakan baik. Saya lulus dengan NEM 25,83 dari tiga mata pelajaran.

  • SMAN 2 Kediri
SMAN 2 Kediri merupakan salah satu sekolah RSBI di Kediri. Dengan berbekal pengetahuan, pengalaman dan kepercayaan diri saya akhirnya diterima menjadi siswa SMA bergengsi ini pada tahun 2004. Segala sesuatu yang saya peroleh selama saya duduk dibangku SMP saya kembangkan disini, terutama untuk Pramuka. Ditahun pertama saya menjadi ketua kegiatan Kemah Wisata Pramuka Smada, dan di tahun kedua saya menjadi Kadiv PTA. Dari pramuka Smada inilah karakteristik dan kepribadian saya semakin matang. Untuk OSIS saya tidak ikuti, karena ingin lebih fokus juga pada pelajaran, sebab prestasi akademik saya di waktu SMA sedikit mengalami penurunan. Tidak se-gemilang waktu SD dan SMP dulu. Ooiya di SMA saya pernah menjadi finalis Miss Mas Smada, semacam pemilihan Duta Sekolah tahunan yang dilaksanakan setiap memperingati hari Kartini. Namun, Alhamdulillah meskipun prestasi akademik tidak begitu bagus, saya lulus SMA dengan menyandang lulusan terbaik di kelas dengan NEM 28,40 dari tiga mata pelajaran.

  • Universitas Airlangga
Masuk pada tahun 2007 dan tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan S-1 Manajemen angkatan 2007. Saya diterima di FEB Unair ini melalui jalur masuk SPMB yang sekarang berubah nama menjadi SMNPTN. Manajemen merupakan pilihan pertama saya dan Alhamdulillah akhirnya saya diterima. Menjadi mahasiswa merupakan kebanggaan tersendiri buat saya. Sehingga segala sesuatu saya aktualisasikan di dunia kampus ini sebagai bekal saya kelak untuk masuk di dunia kerja. Terdapat beberapa organisasi yang saya ikuti  dan beberapa prestasi yang telah saya raih selama menjadi mahasiswa (yang akan saya ceritakan di lembaran lain). Untuk nilai akademik, semester pertama saya mendapat IP yang cukup menggembirakan dan sampai akhirnya bisa lulus dan menyandar gelar Sarjana Manajemen yang saya tempuh dalam waktu 3 Tahun 8 Bukan..

Semester
IP Semester
Genap (I)
3,64
Ganjil (II)
3,27
Semester Pendek
3,50
Ganjil (III)
3,73
Genap (IV)
3,48
Ganjil (V)
3,56
Genap (VI)
3,83
Ganjil (VII)
1,83
IPK
3,66


                                                                      to be continue....
 
Copyright 2009 Catatan Sang Penulis. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator